Senin, 22 September 2014

Peran Mahasiswa Ilmu Budaya Menyambut AEC 2015



            Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara anggota telah meletakkan kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang perlu dikembangkan. ASEAN dari tahun ke tahun berusaha meningkatkan integrasi kerjasama antar negara anggota ASEAN. Pembentukan masyarakat ASEAN yang salah satunya berpilar pada ekonomi, yaitu AEC, yang telah disepakati oleh negara anggota ASEAN dalam Bali Concord II tahun 2003 yang dipertegas kembali pelaksanaannya pada KTT ke-12 pada Januari 2007. Pada KTT ini ditandatangani deklarasi Cebu tentang percepatan pembentukan komunitas ASEAN pada tahun 2015.
Latar belakang terbentuknya AEC adalah membentuk ASEAN menjadi kawasan yang stabil, sejahtera , dan kompetitif  dengan pembangunan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan perbedaan antara negara di ASEAN. Dengan diberlakukannya AEC tiap-tiap negara akan tergabung dalam bidang produksi untuk meningkatkan efisiensi. Kerjasama pelaku produksi antar negara akan semakin berkembang untuk menciptakan efisiensi dengan nilai tinggi. Pelaku produksi tidak perlu untuk memproduksi semua jenis barang untuk kebutuhannya sendiri.
Peran mahasiswa di Indonesia untuk menyambut AEC adalah melakukan pendekatan dengan metode penelitian tentang gambaran secara umum kemampuan mahasiswa bersaing untuk dapat berkolaborasi dalam AEC sebagai wujud peran dari peran akademis. Mahasiswa harus mampu menyatukan hubungan antara ekonomi dan budaya sehingga menimbulkan kesinambungan yang dapat memperoleh suatu penghargaan terhadap Indonesia atas apa yang telah diperjuangkan. Oleh sebab itu, mulai dari sekarang mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam membangkitkan semangat para masyarakat Indonesia terutama orang-orang yang terlibat dalam mengurusi penyambutan AEC 2015 agar selalu berkomitmen tinggi dan berambisi untuk mendapatkan penghargaan atas jati dirinya. Hal ini sangat penting, karena jati diri yang baik dapat mengarahkan seseorang menjadi yang lebih baik ke depannya. Di dalam suatu komunitas diperlukan banyak argumen untuk menampung aspirasi negara tersebut. Kehadiran AEC bisa membantu ketidakberdayaan negara-negara ASEAN dalam persaingan global ekonomi dunia yaitu dengan membentuk pasar tunggal yang berbasis di kawasan Asia Tenggara. Selain di bidang ekonomi, mahasiswa ilmu budaya juga harus berperan dalam meningkatkan kearifan lokal budaya agar mendapatkan sebuah penghormatan bukan sebuah musibah. Saat ini banyak negara yang telah menjadi maju karena tetap berpegang teguh pada kearifan lokalnya seperti negara Jepang dan China. Kearifan lokal dapat dimaknai sebagai gagasan-gagasan setempat  yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,  bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal itu tentu tidak muncul serta-merta, tapi berproses panjang sehingga akhirnya terbukti, hal itu mengandung kebaikan bagi kehidupan mereka. Keterujiannya dalam sisi ini membuat kearifan lokal menjadi budaya yang mentradisi, melekat kuat pada kehidupan masyarakat. Artinya, sampai batas tertentu ada nilai-nilai yang berakar kuat pada setiap aspek lokalitas budaya ini. Semua, terlepas dari perbedaan intensitasnya, mengeram visi terciptanya kehidupan bermartabat, sejahtera dan damai. Namun dari waktu ke waktu nilai-nilai luhur itu mulai meredup, memudar, kehilangan makna sebenarnya. Lalu yang tertinggal hanya kulit permukaan semata, menjadi simbol yang tanpa arti. Bahkan akhir-akhir ini budaya masyarakat hampir secara keseluruhan mengalami reduksi, menampakkan diri sekadar untuk formalitas. Kehadirannya tak lebih untuk komersialisasi dan mengeruk keuntungan. Oleh sebab itu peran mahasiswa ilmu budaya juga sangat penting dalam peningkatan kearifan budaya lokal yang diselenggarakan pada AEC agar tidak terjadi kemunduran yang disebabkan akibat hilangnya rasa bijaksana yang melekat pada negara tersebut. Karena dalam menanggapi AEC bukan dengan persaingan tetapi kolaborasi. Mahasiswa sebagai pucuk generasi muda merupakan ladang utama orang-orang yang mempunyai daya kreatif tinggi. Mahasiswa yang berilmu pengetahuan luas, menyukai hal-hal baru, bersemangat juang tinggi, berpikiran kritis, dan berkepedulian sosial tinggi, merupakan agen yang mampu mengembangkan perekonomian Indonesia dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Mahasiswa yang telah berani berwirausaha membuktikan bahwa usaha yang dilakukan mereka dapat membuahkan hasil yang manis karena selain menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain, menambah pengalaman diri sendiri, juga dapat memotivasi mahasiswa lain untuk melakukan hal yang serupa.
            Masalah Indonesia dalam menghadapi AEC adalah AEC mengakibatkan tenaga kerja dari luar negeri akan lebih mudah bermigrasi ke Indonesia. Mereka yang memiliki keahlian di atas keahlian SDM Indonesia tentunya akan lebih mudah mendapat pekerjaan di perusahaan yang ada di Indonesia dan menggeser tenaga kerja Indonesia sendiri. Lagi-lagi akan semakin banyak penganguran. Dan mahasiswa harus berperan penting dalam membantu menggerakkan dan mengarahkan masyarakat Indonesia agar selalu berkreatifitas serta mau peduli akan keadaan ekonomi di Indonesia. Mahasiswa ilmu budaya pun harus senantiasa ikut memperjuangkan untuk membangkitkan kembali jati diri bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Akan tetapi lain halnya apabila sektor usaha Indonesia dan kualitas SDM di Indonesia dapat mengungguli negara lainnya, produk-produk Indonesia akan semakin mudah untuk go internasional, perkembangannyapun akan semakin pesat dan tentunya profit yang didatangkan akan semakin optimal dan akan lebih banyak tenaga kerja Indonesia yang berhasil diserap.
            Solusinya adalah peran mahasiswa yang mempunyai iptek tinggi harus semakin ditingkatkan. Semakin banyak orang-orang yang berilmu tinggi, berkreatifitas tinggi mampu meningkatkan sebuah keuntungan besar bagi negara. Mahasiswa harus dapat melakukan pencerdasan terkait AEC ke masyarakat sehingga masyarakat siap menghadapinya dan dapat memanfaatkan peluang yang ada. Mahasiswa juga harus meningkatkan kapabilitas diri agar bisa menjadi SDM berkeahlian yang dapat bersaing di era globalisasi. Selain itu, mahasiswa juga dapat berperan dalam meningkatkan kapabilitas SDM Indonesia di beberapa aspek seperti bahasa Inggris, kemampuan pemasaran, dan sebagainya. Di kesempatan tersebut, mahasiswa ilmu budaya dalam meningkatkan penguasaan bidangnya dalam berbahasa inggris, karena hal itu akan membantu untuk memudahkan berkomunikasi untuk berkolaborasi dengan negara lain yang ada di ASEAN. Mahasiswa juga dapat mengkampanyekan gerakan kewirausahaan dan pengembangan produk Indonesia dan mempelopori hal itu pada mahasiswa se-Indonesia. Mahasiswa juga harus bisa menyalurkan teknologi maupun karya-karya yang dapat mendukung kekuatan UMKM Indonesia.
            Kesimpulannya, AEC adalah termasuk bidang yang dapat meningkatkan kesejahteraan negara Indonesia apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh. Tidak menggunakan ini sebagai persaingan tetapi sebagai kolaborasi sebuah budaya yang akan menghasilkan keuntungan yang dapat meningkatkan ekonomi negara. Tidak perlu melakukan kekerasan dalam bersaing. Membangkitkan jati diri itu sangat penting, maka dari itu latihlah sejak usia dini untuk terbiasa melakukan hal-hal yang dapat membuat sebuah kebaikan dan mendatangkan semangat tinggi para generasi penerus. Apabila Indonesia mampu memperoleh suatu kehormatan dari AEC, maka Indonesia akan lebih mudah untuk memperbaiki kualitas ekonomi negaranya dan budaya yang dapat tergusur akibat perilaku masyarakat yang sudah tidak peduli dan lupa akan budaya sendiri. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar