Sejak dibentuknya ASEAN sebagai
organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara anggota telah meletakkan
kerjasama ekonomi sebagai salah satu agenda utama yang perlu dikembangkan. ASEAN dari tahun ke tahun berusaha meningkatkan
integrasi kerjasama antar negara anggota ASEAN. Pembentukan masyarakat ASEAN
yang salah satunya berpilar pada ekonomi, yaitu AEC, yang telah disepakati oleh
negara anggota ASEAN dalam Bali Concord II tahun 2003 yang dipertegas kembali pelaksanaannya
pada KTT ke-12 pada Januari 2007. Pada KTT ini ditandatangani deklarasi Cebu
tentang percepatan pembentukan komunitas ASEAN pada tahun 2015.
Latar
belakang terbentuknya AEC adalah membentuk ASEAN menjadi kawasan yang stabil,
sejahtera , dan kompetitif dengan
pembangunan ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan perbedaan antara negara di
ASEAN. Dengan diberlakukannya
AEC tiap-tiap negara akan tergabung dalam bidang produksi untuk meningkatkan
efisiensi. Kerjasama pelaku produksi antar negara akan semakin berkembang untuk
menciptakan efisiensi dengan nilai tinggi. Pelaku produksi tidak perlu untuk
memproduksi semua jenis barang untuk kebutuhannya sendiri.
Peran mahasiswa di
Indonesia untuk menyambut AEC adalah melakukan pendekatan dengan metode
penelitian tentang gambaran secara umum kemampuan mahasiswa bersaing untuk
dapat berkolaborasi dalam AEC sebagai wujud peran dari peran akademis.
Mahasiswa harus mampu menyatukan hubungan antara ekonomi dan budaya sehingga
menimbulkan kesinambungan yang dapat memperoleh suatu penghargaan terhadap
Indonesia atas apa yang telah diperjuangkan. Oleh sebab itu, mulai dari
sekarang mahasiswa mempunyai peran yang sangat penting dalam membangkitkan
semangat para masyarakat Indonesia terutama orang-orang yang terlibat dalam mengurusi
penyambutan AEC 2015 agar selalu berkomitmen tinggi dan berambisi untuk
mendapatkan penghargaan atas jati dirinya. Hal ini sangat penting, karena jati
diri yang baik dapat mengarahkan seseorang menjadi yang lebih baik ke depannya.
Di dalam suatu komunitas diperlukan banyak argumen untuk menampung aspirasi
negara tersebut. Kehadiran AEC bisa membantu ketidakberdayaan negara-negara
ASEAN dalam persaingan global ekonomi dunia yaitu dengan membentuk pasar
tunggal yang berbasis di kawasan Asia Tenggara. Selain di bidang ekonomi,
mahasiswa ilmu budaya juga harus berperan dalam meningkatkan kearifan lokal
budaya agar mendapatkan sebuah penghormatan bukan sebuah musibah. Saat ini banyak negara yang telah
menjadi maju karena tetap berpegang teguh pada kearifan lokalnya seperti negara
Jepang dan China. Kearifan lokal dapat dimaknai sebagai gagasan-gagasan
setempat yang bersifat bijaksana, penuh
kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota
masyarakatnya. Kearifan lokal itu tentu tidak muncul serta-merta, tapi
berproses panjang sehingga akhirnya terbukti, hal itu mengandung kebaikan bagi
kehidupan mereka. Keterujiannya dalam sisi ini membuat kearifan lokal menjadi
budaya yang mentradisi, melekat kuat pada kehidupan masyarakat. Artinya, sampai
batas tertentu ada nilai-nilai yang berakar kuat pada setiap aspek lokalitas
budaya ini. Semua, terlepas dari perbedaan intensitasnya, mengeram visi
terciptanya kehidupan bermartabat, sejahtera dan damai. Namun dari waktu ke
waktu nilai-nilai luhur itu mulai meredup, memudar, kehilangan makna sebenarnya.
Lalu yang tertinggal hanya kulit permukaan semata, menjadi simbol yang tanpa
arti. Bahkan akhir-akhir ini budaya masyarakat hampir secara keseluruhan
mengalami reduksi, menampakkan diri sekadar untuk formalitas. Kehadirannya tak
lebih untuk komersialisasi dan mengeruk keuntungan. Oleh sebab itu peran
mahasiswa ilmu budaya juga sangat penting dalam peningkatan kearifan budaya
lokal yang diselenggarakan pada AEC agar tidak terjadi kemunduran yang disebabkan
akibat hilangnya rasa bijaksana yang melekat pada negara tersebut. Karena dalam
menanggapi AEC bukan dengan persaingan tetapi kolaborasi. Mahasiswa sebagai pucuk generasi muda
merupakan ladang utama orang-orang yang mempunyai daya kreatif tinggi. Mahasiswa
yang berilmu pengetahuan luas, menyukai hal-hal baru, bersemangat juang tinggi,
berpikiran kritis, dan berkepedulian sosial tinggi, merupakan agen yang mampu
mengembangkan perekonomian Indonesia dengan menciptakan lapangan pekerjaan.
Mahasiswa yang telah berani berwirausaha membuktikan bahwa usaha yang dilakukan
mereka dapat membuahkan hasil yang manis karena selain menciptakan lapangan
pekerjaan bagi orang lain, menambah pengalaman diri sendiri, juga dapat
memotivasi mahasiswa lain untuk melakukan hal yang serupa.
Masalah
Indonesia dalam menghadapi AEC adalah AEC mengakibatkan tenaga kerja dari luar
negeri akan lebih mudah bermigrasi ke Indonesia. Mereka yang memiliki keahlian
di atas keahlian SDM Indonesia tentunya akan lebih mudah mendapat pekerjaan di
perusahaan yang ada di Indonesia dan menggeser tenaga kerja Indonesia sendiri.
Lagi-lagi akan semakin banyak penganguran. Dan mahasiswa harus berperan penting
dalam membantu menggerakkan dan mengarahkan masyarakat Indonesia agar selalu
berkreatifitas serta mau peduli akan keadaan ekonomi di Indonesia. Mahasiswa
ilmu budaya pun harus senantiasa ikut memperjuangkan untuk membangkitkan
kembali jati diri bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Akan tetapi lain halnya
apabila sektor usaha Indonesia dan kualitas SDM di Indonesia dapat mengungguli
negara lainnya, produk-produk Indonesia akan semakin mudah untuk go
internasional, perkembangannyapun akan semakin pesat dan tentunya profit yang
didatangkan akan semakin optimal dan akan lebih banyak tenaga kerja Indonesia
yang berhasil diserap.
Solusinya
adalah peran mahasiswa yang mempunyai iptek tinggi harus semakin ditingkatkan.
Semakin banyak orang-orang yang berilmu tinggi, berkreatifitas tinggi mampu
meningkatkan sebuah keuntungan besar bagi negara. Mahasiswa harus dapat
melakukan pencerdasan terkait AEC ke masyarakat sehingga masyarakat siap
menghadapinya dan dapat memanfaatkan peluang yang ada. Mahasiswa juga harus
meningkatkan kapabilitas diri agar bisa menjadi SDM berkeahlian yang dapat
bersaing di era globalisasi. Selain itu, mahasiswa juga dapat berperan dalam
meningkatkan kapabilitas SDM Indonesia di beberapa aspek seperti bahasa
Inggris, kemampuan pemasaran, dan sebagainya. Di kesempatan tersebut,
mahasiswa ilmu budaya dalam meningkatkan penguasaan bidangnya dalam berbahasa
inggris, karena hal itu akan membantu untuk memudahkan berkomunikasi untuk
berkolaborasi dengan negara lain yang ada di ASEAN. Mahasiswa juga dapat
mengkampanyekan gerakan kewirausahaan dan pengembangan produk Indonesia dan mempelopori
hal itu pada mahasiswa se-Indonesia. Mahasiswa juga harus bisa menyalurkan
teknologi maupun karya-karya yang dapat mendukung kekuatan UMKM Indonesia.
Kesimpulannya,
AEC adalah termasuk bidang yang dapat meningkatkan kesejahteraan negara Indonesia
apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh. Tidak menggunakan ini sebagai
persaingan tetapi sebagai kolaborasi sebuah budaya yang akan menghasilkan
keuntungan yang dapat meningkatkan ekonomi negara. Tidak perlu melakukan
kekerasan dalam bersaing. Membangkitkan jati diri itu sangat penting, maka dari
itu latihlah sejak usia dini untuk terbiasa melakukan hal-hal yang dapat
membuat sebuah kebaikan dan mendatangkan semangat tinggi para generasi penerus.
Apabila Indonesia mampu memperoleh suatu kehormatan dari AEC, maka Indonesia
akan lebih mudah untuk memperbaiki kualitas ekonomi negaranya dan budaya yang
dapat tergusur akibat perilaku masyarakat yang sudah tidak peduli dan lupa akan
budaya sendiri.